Senin, 02 Mei 2016

E-learning



Pengertian E-learning
Pengertian E-learning adalahsebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugroho, 2007).


Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia (Tafiardi, 2005).

Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.

Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002).

E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah dikemukakan oleh Suyanto (2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning yang terdiri dari:

  1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. 
  2. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer). 
  3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan membutuhkannya. 
  4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer. 

Dengan demikian, e-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas yang dapat diakses oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi

Komponen e-learning 
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah: 
a. Infrastruktur e-learning 
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference. 

b. Sistem dan aplikasi e-learning 
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.

c. Konten e-learning 
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun. 

Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Manfaat e-learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4 hal, yaitu: 

a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). 
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? 

Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas. 

b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). 
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. 

Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”. 

c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). 
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. 

d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). 
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. 

Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya. 

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.

Secara lebih rinci, Smaratungga (2009) mengungkapkan manfaat e-learning yang dapat dilihat dari dua sudut yaitu:

a. Dari sudut peserta didik 

Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik yang:
  1. belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, 
  2. mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, 
  3. merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah,  yang  putus  sekolah  tetapi  berminat  melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan
  4. tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan. b. Dari sudut instruktur



Dengan adanya kegiatan e-learning, beberapa manfaat yang diperoleh instruktur antara lain adalah bahwa instruktur dapat:
  1. lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, 
  2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, 
  3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, 
  4. mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan 
  5. memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik. 

a. Kelebihan e-learning 
Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet (Triluqman, 2007).

Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, kelebihan e-learning antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman, 2007):

  1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu. 
  2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. 
  3. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. 
  4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet. 
  5. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. 
  6. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif. 
  7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dan sebagainya. 

b. Kekurangan e-learning 
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning  juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman, 2007):
  1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan antar-peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar. 
  2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis. 
  3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. 
  4. Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional. 
  5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. 
  6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer). 
  7. Kurangnya penguasaan komputer. 

Filosofis e-learning 
Menurut Cisco (dalam Suyanto,2005) ada beberapa filosofis dari e-learning, yaitu:
  1. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan, secara on-line. 
  2. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku text, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalosasi. 
  3. E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan isi dan pengembangan teknologi pendidikan. 
  4. Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Semakin baik keselarasan antar isi dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik. 






Elearning UNPAD


Alamat:  Center of e-Learning Unpad, Gedung Cisral Lantai 1 Jln. Dipati Ukur No 46 Bandung
Telepon:  022-2533833
Faksimile: 
Email: elearning@unpad.ac.id
Website: http://elearning-dev.unpad.ac.id/
e-Learning Unpad didirikan untuk menjembatani jarak, waktu, dan berbagai kondisi yang dapat menghalangi kegiatan pembelajaran. Bukan hanya itu, di bawah naungan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M), e-Learning juga hadir untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi sebagai upaya memaksimalkan hasil belajar baik di lingkungan Universitas Padjadjaran, maupun bagi masyarakat umum.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi yang semakin canggih dan berkembang diharapkan transfer ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan mudahnya. Semoga e-Learning dapat membawa solusi alternatif pencerdas kehidupan bangsa.
Kuliah online dapat diakses melalui portal http://elearning.unpad.ac.id/. Bukan hanya kuliah online, e-Learning memiliki berbagai layanan guna mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar, diantaranya:
Training Services  (Layanan Pelatihan)
Layanan pelatihan kami dapat dilakukan baik secara in-house training maupun in-service training. Beberapa pelatihan yang kami selenggarakan adalah:
·         Online Learning Management System
·         ICT
·         Desktop Applications
·         Networking
·         Multimedia

Online course Development (Pembangunan Mata Kuliah OnLine)
E-Learning Unpad membangun mata kuliah online yang dapat diakses oleh mahasiswa. Proses ini dilakukan bersama para pendidik yang tentunya semakin sadar akan perlunya alternatif pembelajaran ini. Prosesnya meliputi:
·         Course Designing
·         Digital Course Developing
·         Multimedia Developing

E-Learning Consulting (Konsultasi e-Learning)
Beberapa saluran, baik face to face maupun bermedia, telah kami buka untuk melayani berbagai pertanyaan mengenai proses pembelajaran bermedia elektronik ini.  Hal-hal yang dapat dikonsultasikan diantaranya mengenai:
·         How To Design On Line Course
·         How To Create Good On Line Course
·         How To Design Content
·         On Line Course Management
·         Bussiness Developing

Research and Development (Riset dan Pembangunan)
e-Learning tak henti melakukan penelitian guna pengembangan fungsi lembaga ini kedepannya. beberapa metode yang biasa kami lakukan adalah:
·         Knowledge Management Research Group
·         E-Learning Software Group
·         Content Repository Team

Sejak 2012, setiap tahunnya, e-Learning bersinergi dengan berbagai komponen di Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unpad, berupaya menghasilkan 100 mata kuliah yang online yang terintegrasi dalam program “Penyusunan 100 Modul dan Bahan ajar Digital di Lingkungan Universitas Padjadjaran”.


UNIVERSITAS TERBAIK DI INDONESIA
1. UNIVERSITAS GAJAH MADA
Universitas Gajah Mada telah mengembangkan "E-Learning system for academic community" yang disebut Elisa. Program tersebut di pimpin oleh Koordinator E-learning Pusat Pengembangan Pendidikan (P3) Universitas Gadjah Mada (UGM) Herman Saksono di Yogyakarta.
Program di akses untuk pembelajaran secara online dengan mendownload bahan kuliah, berdiskusi, dan memberikan penugasan mahasiswa.
Program ini dikembangkan oleh Tim Inherent UGM dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen,
http://i-elisa.ugm.ac.id/

2. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Institut Teknologi Bandung telah mengembangkan portal kuliah online Portal tersebut dinamakan "Blended Learning ITB". Sistem Blended Learning ITB adalah portal pembelajaran berbasis ICT di ITB . Portal ini menyediakan konten digital bahan pembelajaran yang digunakan oleh para dosen ITB untuk menyampaikan materi kuliahnya. Ratusan bahan pembelajaran dari
para dosen ITB tersebut tersedia dan dapat diakses dari portal Blendedlearning ini.
Proses pembelajaran Blended Learning ITB, diawali di kelas pada masing-masing semester, kemudian dilanjutkan dengan media Blended Learning ITB untuk pendalaman materi dan diskusi.
http://blendedlearning.itb.ac.id/

3. UNIVERSITAS INDONESIA
Universitas Indonesia "Computer Learning Resources" (CLR) telah mengembangkan sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) "Computer Mediated Learning" (CML) dan "Student Centered E-Learning Environment". CML merupakan salah satu E-Learning Management System untuk memediasi metode pembelajaran learner centered khususnya metode Collaborative Learning (CL) dan Problem-based Learning (PBL). "Student Centered E-Learning Environment" merupakan pembelajaran online untuk mahasiswa.
Karakteristik e-Learning yang dapat diakses oleh pengguna (dosen maupun mahasiswa) dari mana saja (anywhere) dan kapan saja (anytime) sangat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara jarak jauh.
http://cml.ui.ac.id/
http://scele.ui.ac.id/

4. UNIVERSITAS GUNADARMA
Universitas Gunadarma telah mengembangkan E-Learning. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Universitas Gunadarma didukung oleh 9 unit kerja, di samping perangkat program studi, yang secara struktural bertanggung jawab langsung kepada Rektor. Setiap unit kerja dilengkapi dengan beberapa unit kerja yang lebih operasional. Sebagian unit kerja berafiliasi dengan satu fakultas sedangkan yang lainnya melayani kegiatan Universitas Gunadarma secara keseluruhan. Gambar di bawah ini menunjukkan struktur organisasi Universitas Gunadarma.
E-Learning diawas BAPSI (Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi) Gunadarma, dengan sub bagian pengerjaan yaitu Pusat Pembelajaran Eletronis (ELC, e-Learning Center).
http://elearning.gunadarma.ac.id/

5. UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Universitas Brawijaya E-Learning
http://elearning.fia.ub.ac.id/
http://elearning.fp.ub.ac.id/
http://elearningfeb.ub.ac.id/


6. UNIVERSITAS DIPONEGORO
Universitas Diponegoro telah mengembangkan sistem kuliah online dikenal "Kul-on". Digunakan sebagai media pembantu materi pembelajaran, memberikan waktu yang fleksibel untuk mahasiswa dan dosen dalam memenuhi kebutuhan kegiatan pembelajaran terstruktur dan mandiri di luar tatap muka bagi mahasiswa.
http://kulon.undip.ac.id/

7. INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Institut Pertanian Bogor E-Learning
http://estella.mb.ipb.ac.id/
http://e-learning.skpm.ipb.ac.id/
http://icampus.mb.ipb.ac.id/

8. UNIVERSITAS TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Universitas Sebelas Maret E-Learning.
Idenya adalah dengan mengadakan virtual class sehingga semua mahasiswa di lingkungan intern ataupun di seluruh wilayah yang ada di Indonesia dapat mengikuti kuliah yang diselenggarakan di ITS. Penggagas virtual class di ITS ini dilakukan oleh bidang satu. Pembantu rektor 1 dan jajarannya dan Fakultas Teknologi Informasi ditunjuk sebagai unit untuk melakukan pengembangan virtual class.
http://share.its.ac.id/

9. UNIVERSITAS PADJADJARAN
Universitas Padjadjaran telah mengembangkan kuliah online "E-Learning Center" serta E-Learning dengan fasilitas "Virtual Based Learning" (Vabel).
Fasilitas e-Learning dengan kekayaan modul kuliah online yang tersedia dapat semakin membuka wawasan pengetahuan mahasiswa karena dapat mengakses materi kuliah lintas disiplin. Sekaligus merupakan tantangan bagi para dosen untuk menghasilkan materi ajar yang berkualitas karena tidak hanya bisa dinikmati oleh mahasiswa di ruang kelas saja tetapi juga masyarakat umum.
http://elearning.unpad.ac.id/kuliahonline/

10. UNIVERSITAS AIRLANGGA
Universitas Airlangga E-Learning dikenal dengan "Airlangga University e-Learning Application" (AULA).
Proses belajar-mengajar yang dilaksanakan secara online melalui media internet dan intranet ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi yang sedang dipelajari dan memberikan pengalaman belajar dalam memanfaatkan media internet.
http://aula.unair.ac.id/

Perkembangan e-Learning di Indonesia

Pada hari Sabtu 10 Oktober 2009, satu minggu yang lalu, saya berkesempatan sharring pada Seminar Nasional Teknologi eLearning yang diselenggarakan oleh Indonesian-German Institute (eLearning Division) di Semarang. Tanggal 10 Oktober sebenarnya istimewa bagi saya, karena pada tanggal tsb Ayah juga anak saya yg sulung Icha berulang tahun. Entah mengapa pada tahun ini saya sharringdi berbagai seminar bertepatan dengan ulang tahun orang-orang terkasih ataupun sahabat, misalnya 8 Pebruari Seminar TIK di Gombong bertepatan dengan milad istri, juga 8 Agustus di Bandung milad sahabat, dan sekarang 10 Oktober ayah sekaligus anak tercinta. Apakah disengaja? sebenarnya tidak, tapi ketika mengajukan tanggal-tanggal seminar tsb koq pas.
Seminar 10 Oktober ini sebenarnya ingin saya jadikan sekaligus peringatan 10 Tahun Milis Dikmenjur (1999-2009), sudah saya sampaikan di milis namun sepertinya member pada adem ayem saja, mungkin mailing list saat ini jauh nuansa kehebohannya dibanding Blog ataupun Facebook. meski pada 2 tahun lalu, saat sewindu milis dikmenjur, bisa diadakan seminar di VEDC Malang yang cukup heboh, dihadiri lebih dari 500 peserta, dan topik yang sama dibawakan ditempat yang lain yaitu pada Forum Jardiknas 2007.
OK, kembali ke laptop.. eh topik Seminar di Semarang, saya ingin berbagi materi yang saya sampaikan.
Berikut ini point-point yang saya sampaikan :

§  Sejarah dan Perkembangan E-learning
§  E-learning 2.0
§  Perkembangan infrastruktur TIK di Indonesia
§  Perkembangan Software E-learning di Indonesia
§  Pemanfaatan e-Learning :
§  – Level Perguruan Tinggi
§  – Level Sekolah
§  – Pendidikan Non Formal
§  Pengembangan eLearning di Indonesia


Seminar Teknologi eLearning
Selengkapnya klik di sini >> (Read More)
Materi ini saya ambil dari penelusuran di internet, berikut ini pemaparan yang saya sampaikan di seminar tsb:

E-learning adalah pembelajaran (distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet.
E-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas
Sebelum kata e-Learning menjadi populer banyak istilah yang telah digunakan seperti contoh berikut ini:
§  Pembelajaran jarak jauh (open distance learning).
§  Pembelajaran berbasis web (web based training).
§  Pembelajaran berbasis komputer (computer based training).
§  Pembelajaran berbasis teknologi (technology based training).
§  Pembelajaran secara online (online learning).
Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
eLearning 2.0
Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0.
Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004
Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.
Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).
Perkembangan eLearning di Idonesia sejalan dengan perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
§  1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet)
§  2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
§  2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota)
§  2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT Center)
§  2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent)
§  2007-skrg Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
§  2008-skrg Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)
Dengan mulai berkembanganya penggunaan internet, munculah situs elearning yang awalnya menjadi media sharring berbagai materi pembelajaran, diantaranya:
Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK tersebut maka institusi pendidikan mulai melakukan pengembangan elearning.
Level Perguruan Tinggi
Beberapa Perguruan Tinggi mengembangkan platform elearning sendiri, diantaranya:
§  UGM dengan E-Lisa http://elisa.ugm.ac.id/
§  Unissula Semarang http://www.unissula.ac.id/sinau/
§  Amikom jogja http://elearning.amikom.ac.id/

WP memberikan materi Perkembangan eLearning
Beberapa perguruan tinggi menggunakan platform Moodle yang open source, diantaranya:
Sistem e-Learning tersebut ditujukan untuk menjembatani dosen/guru dengan mahasiswa/siswa dalam proses belajar mengajar di luar jam kuliah/sekolah.
Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 31 menyatakan:
§  Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
§  Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur,jenjang dan jenis pendidikan.
§  Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan
§  Bentuk pendidikan jarak jauh mencakup program pendidikan tertulis (korespondensi), radio, audio/video, TV dan/atau berbasis jaringan komputer
Dengan demikian sebenarnya eLearning dimungkinkan untuk penggunaan PJJ pada semua jalur,jenjang dan jenis pendidikan.
Pada tahun 2006, ada sekitar 69 Provider (Perguruan Tinggi), yang menyelenggarakan PJJ untuk D3 TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan), diantaranya :
§  UM, Polinema, UMM, VEDC dalam malang Joint Campushttp://www.malangjc.org
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa mengikuti perkuliahan secara tatap muka dalam 1 minggu tiap bulannya, sedangkan 3 minggu lainnya menggunakan eLearning di tempat magang/kerja masing-masing mahasiswa.
Pada tahun 2007, diselenggarakan PJJ S1-PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
LPTK penyelenggara pendidikan jarak jauh program S-1 PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung, Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Cendrawasih, Universitas Nusa Cendana, Universitas Katolik Atma Jaya, dan Universitas Tanjungpura.
Universitas yang Lulus Program Pendidikan Jarak Jauh Tipe B (Mahasiswa Tidak Diasramakan):
1.      Universitas Negeri Solo
2.      Universitas Lampung
3.      Universitas Tanjungpura
4.      Universitas Mataram
5.      Universitas Bali
Beberapa contoh eLearning guna penyelenggaraan PJJ S1-PGSD adalah :
Bagaimana level Sekolah (SD-SMP-SMA/SMK)?
Ternyata pengembangan eLearning di level sekolah guna mendukung pembelajaran klasikal juga dikembangkan, utamanya di level SMA/SMK, juga SMP bahkan level SD, berikut ini contoh-contohnya:
SMA/SMK:
SMP:
SD Muhammadiyah Condongcatur – Yogyakarta
eLearning di atas umumnya digunakan sebagai pendukung yaitu sebagai:
§  Tempat materi pembelajaran
§  Tempat tugas pembelajaran
§  Tempat latihan soal/ujian
§  Tempat diskusi
Selain pada pendidikan formal, perkembangan eLearning di Indonesia juga mulai terjadi di pendidikan non formal / training / diklat, diantaranya:
Bagaimana dengan riset tentang eLearning?
Salah satu lembaga di Indonesia yang terus menyelenggarakan riset serta penyelenggaraan elearning adalah SEAMOLEC. http://seamolec.org/
SEAMOLEC merupakan pusat pengembangan pendidikan terbuka yang diprakarsai oleh Kementrian Pendidikan negara-negara ASEAN, yang memiliki misi:
To be a center of expertise in open and distance learning
Sedangkan misinya:
To Serve one million clients by 2010
To assist SEAMEO Member Countries in identifying educational problems and finding alternative solutions for sustainable human resource development through the dissemination and effective use of open and distance learning
Beberapa riset, pelatihan maunpun penyelenggaraan yang terus dilakukan adalah :
§  Web Base Course (Penggunaan Moodle untuk Pelatihan, D3TKJ, S1 PGSD, S2 Game Teknologi dll)
§  Blog Guru : http://www.blogguru.net
§  Game Mobile Learning (melalui JENI ASEAN Research Center)
§  SEA Edu Net Technologi, salah satunya video streamming dengan sistem multicast

Situs Penyedia E-Learning Gratis

Di jaman yang serba digital ini, e-learning seakan bukan makanan baru dalam dunia pendidikan. E-learning memadukan antara pembelajaran dengan kemajuan teknologi. Pengembangan e-learning di Indonesia seringkali terhambat kemajuan infrastruktur yang berakibat pada pembengkakan biaya operasional. Untuk membuat sebuah portal e-learning rata-rata dibutuhkan biaya hingga 6 juta rupiah. Tentu saja hal itu terasa memberatkan bagi sekolah yang ber-budget rendah. Padahal kebutuhan e-learning sudah semakin mendesak mengingat ketatnya persaingan dalam dunia pendidikan.

Anda tak perlu khawatir. Saat ini cukup banyak situs yang menyediakan layanan e-learning gratis. Berikut ini adalah 5 situs penyedia e-learning gratis yang patut anda coba.

(1) Edmodo.com. Merupakan salah satu situs e-learning paling populer di jagat maya. Edmodo mengklaim telah memiliki 31 juta member yang terdiri dari guru dan murid. Edmodo menawarkan fasilitas online classroom, assigment, dan back pack. Tampilan yang sederhana dan ringan menjadi keunggulan tersendiri untuk Edmodo. Semua layanan Edmodo diberikan secara gratis, dan tanpa fitur premium. Anda bahkan bisa mendownload aplikasi Edmodo di Appstore dan Google Play untuk mendukung mobile learning.

(2) Udutu.com.  Udutu merupakan sebuah service company. Udutu meluncurkan layanan gratis pada bulan Mei tahun 2006. Beberapa fasilitas gratis yang bisa anda nikmati di Udutu antara lain build branching simulations and case-studies, interactive quizzes, dan complex assessments. Udutu juga menyediakan layanan premium/berbayar dengan fasilitas tambahan Learning Management System (LMS).

(3) ATutorSpaces.com. ATutorSpaces, seperti namanya situs yang satu ini menyediakan space gratis kepada tutor/guru. Anda dapat mengelola hingga tiga kursus dengan 300 MB diskspace. Berikut ini adalah kursus yang saya buat di ATutorSpaces : https://teguh.atutorspaces.com. ATutorSpaces juga menyediakan fitur premium jika anda menginginkan lebih.

(4) CourseSites.com. CourseSites merupakan pemenang Award of Excellence Winner Tech and Learning 2011.CourseSites dikelola oleh perusahaan BlackBoard. CourseSites memiliki tampilan yang menarik dibandingkan situs e-learning lainnya. CourseSites juga dilengkapi fasilitas Grade Center yang memungkinkan anda mengatur grading para siswa.

(5) MDL2.com. Mdl2 bukan sebuah perusahaan. Mdl2 didirikan oleh pengguna Moodle. Moodle merupakan platform e-learning yang paling populer. Dengan sign up di Mdl2 maka anda akan mendapatkan hosting gratis untuk moodle+subdomain e-learning anda.

E-LEARNING TERBAIK DI DUNIA
5 (lima) situs E-learning terbaik yang bermanfaat untuk Anda:
Website ini telah dikenal banyak oleh para pelajar, mahasiswa, akademisi dan siapa saja yang tertarik mempelajari ilmu komputer secara mandiri. Dalam komunitas ini para anggotanya saling membagi pengetahuan yang dimiliki untuk kemajuan pengetahuan di Indonesia. Maju terus komunitas IlmuKomputer[dot]Com !.
UG OpenCourseWare merupakan website pembelajaran gratis dan terbuka untuk kalangan akademisi, mahasiswa, dan para pelajar mandiri di seluruh dunia yang disediakan oleh Universitas Gunadarma. Materi kuliah yang tersedia disini sebagian besar merupakan modul kuliah yang menjadi acuan bagi para mahasiswa di Universitas Gunadarma.
Website ini dikelola oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Komunikasi dan Informatika. Biasa dimanfaatkan oleh para pegawai DEPKOMINFO untuk memperdalam pengetahuan komputer mereka. Meski begitu web ini dapat diakses oleh siapa pun yang memiliki minat memperdalam informasi.
Universitas maya yang satu ini dikelola oleh Bapak Romi, beliau adalah pakar telematika yang juga merupakan pendiri komunitas IlmuKomputer[dot]Com. Dalam website ini Anda dapat menemui bahan-bahan kuliah yang ia ajarkan kepada para mahasiswanya di berbagai kampus. Untuk memanfaatkan bahan-bahan kuliah yang tersedia, Anda mesti melakukan proses registrasi terlebih dahulu.
Web yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional yang satu ini juga saya masukkan nih sebagai bagian dari penyedia E-learning. Sebabnya adalah melalui web ini siswa-siswa tingkat SD hingga SLTA (SMU/SMK) tak perlu lagi membeli buku-buku pelajaran yang mahal, cukup download saja. karena urusan copyright (lisensi) sudah merupakan urusan pemerintah.





E-BOOK
E-book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Reader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format htm, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe. Pada kebanyakan e-book menggunakan bentuk format pdf. Karena lebih mudah dalam mempergunakannya dan mudah dalam mengolah security.
Seiring berkembangnya dunia digital saat ini, ebook juga berkembang menjadi suatu produk yang sangat disukai oleh orang-orang. Selain ebook dalam bentuk pdf, kita juga dapat menjumpai ebook dalam bentuk exe. Sama seperti ebook berbentuk pdf, ebook dalam bentuk exe ini juga harus kita installernya. Agar nantinya kita dapat membaca ebook tersebut.
Dunia ebook saat ini memang menjadi suatu trend dan sangat memudahkan orang-orang penulis untuk dapat menyebarkan tulisan-tulisannya dengan mudah dan gampang. Dengan pemikiran teknisnya aja, kita dapat membayangkan jika ebook tidak memakan biaya yang sangat besar seperti halnya dengan sebuah buku. Macam-macam tulisan banyak terdapat dalam ebook yang mempunyai berbagai kategori penulisan juga. Nah,anda dapat download e-book gratis dari saya.
Manfaat E-Book
Ada banyak manfaat dari E-Book, antara lain:
  • Ukuran fisik kecil, KarenaeBook memiliki format digital, dia dapat disimpan dalam penyimpan data (harddisk, CD-ROM, DVD) dalam format yang kompak. Puluhan, bahkan ratusan, buku dapat disimpan dalam sebuah DVD sehingga tidak mengambil banyak tempat (ruangan yang besar).
  • Mudah dibawa, Beberapa buku dalam format eBook dapat dibawa dengan mudah, sementara itu membawa buku dalam format cetak sangat berat.
  • Tidak lapuk, eBook tidak menjadi lapuk layaknya buku biasa. Format digital dari eBook dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah.
  • Mudah diproses, Isi dari eBook dapat dilacak, di-search dengan mudah dan cepat. Hal ini sangat bermanfaat bagi orang yang melakukan studi literatur.
  • Dapat dimanfaatkan oleh orang yang tidak dapat membaca, Karena format eBook dapat diproses oleh komputer, maka isi dari eBook dapat dibacakan oleh sebuah komputer dengan menggunakan text to speech synthesizer. Tentunya riset masih dibutuhkan untuk membuat teknologi pembacaan yang bagus. Selain untuk orang buta, pembacaan ini juga dapat digunakan oleh orang yang buta huruf. Selain itu peragaan juga dapat diset dengan menggunakan huruf (font) yang besar bagi orang yang sulit membaca dengan huruf kecil.
  • Penggandaan (duplikasi, copying), eBook  sangat mudah dan murah. Untuk membuat ribuan copy dari eBook dapat dilakukan dengan murah, sementara untuk mencetak ribuan buku membutuhkan biaya yang sangat mahal. (Tentunya kemudahan penggandaan ini memiliki efek ganda, yaitu mudah dibajak. Tapi ini cerita lain.)
  • Mudah didistribusikan, Pendistribusian dapat menggunakan media elektronik seperti Internet. Pengiriman  eBook dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam orde waktu menit dan murah. Buku langsung dapat dibaca sekarang juga. Pengiriman buku secara fisik membutuhkan waktu yang lama (harian & bahkan mingguan) dan mahal. Belum lagi ada masalah buku yang hilang diperjalanan. Proses distribusi secara elektronik ini memungkinkan adanya perpustakaan elektronik dimana seseorang dapat meminjam buku melalui Internet (check out counter di Internet) dan buku akan dikembalikan setelah masa peminjaman berlalu. Perusahaan Adobe tengah percobaan ini.
Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar